Kata Pengantar
Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan inayah-Nya kepada kami, sehngga dapat menyelesaikan makalah mengenai manusia dan kebudayaan ini.
Makalah ini berisikan tentang Upacara Adat dari D.I.Yogyakarta. Semoga makalah ini dapat digunakan sebagai slah satu pedoman dan juga berguna untuk menambah pengetahuan bagi para pembaca.
Makalah ini berisikan tentang Upacara Adat dari D.I.Yogyakarta. Semoga makalah ini dapat digunakan sebagai slah satu pedoman dan juga berguna untuk menambah pengetahuan bagi para pembaca.
Makalah ini saya akui masih banayak kekurangan, karena pengalaman yang saya miliki sangat kurang. Oleh karena itu saya harapkan kepada para pembaca untukmemberikan masukan-masukan yng bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Depok, Maret 2016
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Pendahuluan.....................................................................................................................1
1.2 Rumusa Maslah................................................................................................................2
1.3 Tujuan...............................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Penjelasan mengenai Keraton Yogyakarta...........................................................................3
2.2 Upacara Adat dar Yogyakarta...............................................................................................4
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan.........................................................................................................................7
3.2 Saran...................................................................................................................................7
3,3 Daftar Pustaka.....................................................................................................................8
1.1 Pendahuluan.....................................................................................................................1
1.2 Rumusa Maslah................................................................................................................2
1.3 Tujuan...............................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Penjelasan mengenai Keraton Yogyakarta...........................................................................3
2.2 Upacara Adat dar Yogyakarta...............................................................................................4
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan.........................................................................................................................7
3.2 Saran...................................................................................................................................7
3,3 Daftar Pustaka.....................................................................................................................8
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Daerah Istimewa Yogyakarta adalah Daerah Istimewa setingkat provinsi di Indonesia yang merupakan peleburan Negara Kesultanan Yogyakarta dan Negara Kadipaten Paku Alaman. Daerah Istimewa Yogyakarta terletak di bagian selatan Pulau Jawa, dan berbatasan dengan Provinsi Jawa Tengah dan Samudera Hindia. DIY mempunyai beragam potensi budaya, baik budaya yang tangible (fisik) maupun yang intangible (non fisik). Potensi budaya yang tangible antara lain kawasan cagar budaya, dan benda cagar budaya sedangkan potensi budaya yang intangible seperti gagasan, sistem nilai atau norma, karya seni, sistem sosial atau perilaku sosial yang ada dalam masyarakat. Selain itu Yogyakarta dikenal juga sbagai kota pelajar. Yogyakarta juga sering disebut sebagai kota budaya. Sepanjang tahun beragam acara budaya yang kental dengan nilai sejarah dan tradisi digelar di kota Gudeg ini. Selain menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan, acara budaya ini juga kerap menjadi buruan para fotografer amatir hingga professional dari berbagai daerah di nusantara, bahkan hinga luar negeri. Upacara yang berasal dari zaman kerajaan ini hingga sekarang terus dilaksanakan dan merupakan warisan budaya Indonesia yang harus dilindungi dari klaim pihak asing. Karena ke-khasannya acara upacara adat dari Yogyakarta menjadi salah satu icon wisata di Indonesia. Karena itulah sengat banyak para wisatawan domestic ataupun internasional yang ingin tahu apa saja sih acara upacara adat itu.
1.2 Rumusan
Masalah
1.2.1 Keraton Yogyakarta
1.2.2 Upacara Adat dari Yogyakarta
1.2.1 Keraton Yogyakarta
1.2.2 Upacara Adat dari Yogyakarta
1.3 Tujuan
1.3.1 Mengetahui Keraton Yogyakarta
1.3.2 Mengetahui macam-macam Upacara Adar dari Yogyakarta
1.3.1 Mengetahui Keraton Yogyakarta
1.3.2 Mengetahui macam-macam Upacara Adar dari Yogyakarta
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Keraton Yogyakarta
Daerah Istimewa
Yogyakarta adalah Daerah Istimewa setingkat provinsi di Indonesia yang
merupakan peleburan Negara Kesultanan Yogyakarta dan Negara Kadipaten Paku
Alaman. Daerah Istimewa Yogyakarta terletak di bagian selatan Pulau Jawa, dan
berbatasan dengan Provinsi Jawa Tengah dan Samudera Hindia. DIY mempunyai
beragam potensi budaya, baik budaya yang tangible (fisik) maupun yang
intangible (non fisik). Potensi budaya yang tangible antara lain kawasan cagar
budaya, dan benda cagar budaya sedangkan potensi budaya yang intangible seperti
gagasan, sistem nilai atau norma, karya seni, sistem sosial atau perilaku
sosial yang ada dalam masyarakat. Selain itu Yogyakarta dikenal juga sbagai
kota pelajar. Yogyakarta juga sering disebut sebagai kota budaya. Sepanjang
tahun beragam acara budaya yang kental dengan nilai sejarah dan tradisi digelar
di kota Gudeg ini. Selain menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan,
acara budaya ini juga kerap menjadi buruan para fotografer amatir hingga
professional dari berbagai daerah di nusantara, bahkan hinga luar negeri.
Upacara yang berasal dari zaman kerajaan ini hingga sekarang terus dilaksanakan
dan merupakan warisan budaya Indonesia yang harus dilindungi dari klaim pihak
asing. Karena ke-khasannya acara upacara adat dari Yogyakarta menjadi salah
satu icon wisata di Indonesia. Karena itulah sengat banyak para wisatawan
domestic ataupun internasional yang ingin tahu apa saja sih acara upacara adat
itu.
2.2 Upacara Adat dari
Yogyakarta
1. Sekaten
Sekaten
merupakan sebuah upacara yang dilaksanakan selama tujuh hari. Upacara ini sudah
dilakukan sejak jaman kerajaan Demak. Tujuan utama upacara ini adalah dalam
rangka memperingati kelahiran Nabi Muhammad Saw (Maulid Nabi). Sekaten
sendiri berasal dari istilah credo yang dalam agama
Islam berarti Syahadatain. Upacara Sekaten ini ditandai dengan
keluarnya dua perangkat Gamelan Sekati, KK Guntur Madu dan KK
Nagawilaga dari keraton untuk ditempatkan di Pagongan Selatan
dan Utara di depan Masjid Gedhe (Masjid di dalam komplek Keraton). Selama tujuh
hari, mulai hari ke-6 sampai ke-11 bulan Mulud, kedua perangkat gamelan
tersebut ditabuh secara bergantian.
2. Garebeg
Setiap
tiga kali dalam satu tahun kalender Jawa upacara Garebeg diadakan, tepatnya
tanggal dua belas bulan Mulud (bulan ke-3), tanggal satu bulan Sawal (bulan
ke-10) dan tanggal sepuluh bulan Besar (bulan ke-12). Pada hari-hari tersebut
Sultan berkenan mengeluarkan sedekahnya kepada rakyat sebagai perwujudan rasa
syukur kepada Tuhan atas kemakmuran kerajaan.
3. Tumplak Wajik
Upacara
tumplak wajik adalah upacara pembuatan Wajik (makanan khas yang terbuat dari
beras ketan dengan gula kelapa) untuk mengawali pembuatan pareden yang digunakan
dalam upacara Garebeg. Upacara ini hanya dilakukan untuk membuat pareden estri
pada Garebeg Mulud dan Garebeg Besar. Dalam
upacara yang dihadiri oleh pembesar Keraton ini di lengkapi dengan sesajian.
Selain itu upacara yang diselenggarakan
dua hari sebelum garebeg juga diiringi dengan musik ansambel lesung-alu (alat
penumbuk padi), kenthongan, dan alat musik kayu lainnya. Setelah upacara
selesai dilanjutkan dengan pembuatan pareden.
4. Siraman/jamasan Pusaka
Siraman/Jamasan Pusaka adalah
upacara yang dilakukan dalam rangka membersihkan maupun merawat Pusaka Kerajaan
(Royal Heirlooms) yang dimiliki. Upacara ini di selenggarakan di empat
tempat. Lokasi pertama adalah di Kompleks Kedhaton (nDalem Ageng Prabayaksa dan bangsal
Manis). Upacara di lokasi ini 'tertutup untuk umum dan hanya diikuti oleh
keluarga kerajaan. Lokasi kedua dan ketiga berturut turut di kompleks Roto
Wijayan dan Alun-alun. Di Roto Wijayan yang dibersihkan/dirawat adalah
kereta-kereta kuda. Di Alun-alun dilakukan pemangkasan dan perapian
ranting dan daun Waringin Sengker yang berada di tengah-tengah
lapangan. Lokasi terakhir adalah di pemakaman raja-raja di Imogiri. Di tempat
ini dibersihkan dua bejana yaitu Kyai Danumaya dan Danumurti. Di lokasi kedua,
ketiga, dan keempat masyarakat umum dapat menyaksikan prosesi upacaranya.
5. Labuhan
Labuhan adalah
upacara sedekah yang dilakukan setidaknya di dua tempat yaitu Pantai Parang Kusumo dan Lereng Gunung Merapi. Di kedua tempat itu
benda-benda milik Sultan seperti nyamping (kain batik), rasukan (pakaian) dan
sebagainya di-larung (harfiah=dihanyutkan). Benda-benda tersebut kemudian
diperebutkan oleh masyarakat.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Adat berarti sesuatu yang
dikenal, diketahui, dan diulang-ulang sehingga menjadi kebiasaan dalam
suatu masyarakat tertentu. Adat berupa nilai-nilai yang dikemas dalam
norma-norma tertentu. .Banyak sekali jenis dan macam-macam upacara adat di
Indonesia, salah satunya pun di Yogyakarta. Karena beraneka ragam dan ciri khas
upacara di suatu di daerah itulah yang membuat suatu daerah tersebut telihat
sangat khas dan unik. Keberadaan Yogyakarta sebagai kota budaya, tidak bisa lepas dari
keberadaan seni klasik yang sekian puluh tahun ini berada. Kebudayaan
Yogyakarta mempunyai ciri khas yang berbeda dan membuat kita penasaran dengah
hal-hal indah dan menarik yang ada di dalamnya. Apalagi dengan tradisi upacara
adat yang sudah dilakukan sedari dahulu secara turun menurun.
3.2 Saran
Nilai
dan norma yang terkandung dalam suatu adat diekspresikan dalam
bahasa, tutur kata, gerak-gerik tubuh, perilaku, tata cara,hukum,
atau serangkaian perbuatan tertentu yang dianggap sebagai suatu aktivitas
yang memang patut dilakukan atau dilestarikan secara turun menurun. Dengan
melakukan upacara adat secara turun menurun dan tidak meninggalkan unsur unsur
terdahulu di dalamnya menjadikan itu suatu kebudayaan yang akan dikenang dan
dikenal oleh semua orang. Cintai dan lestarikanlah budaya Indonesia agar
menjadi lebih dikenal dan diakui oleh dunia.
3.3 DAFTAR PUSTAKA
https://khasdjogdja.wordpress.com/2007/10/05/keraton-kasultanan-yogyakarta/
Terimakasih infonya sangat membantu
BalasHapussalam MobilBarusuzuki-makasar