Label

Kamis, 24 Maret 2016

Upacara Adat Keraton Yogyakarta

Kata Pengantar

Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan inayah-Nya kepada kami, sehngga dapat menyelesaikan makalah mengenai manusia dan kebudayaan ini.
Makalah ini berisikan tentang Upacara Adat dari D.I.Yogyakarta. Semoga makalah ini dapat digunakan sebagai slah satu pedoman dan juga berguna untuk menambah pengetahuan bagi para pembaca.
Makalah ini saya akui masih banayak kekurangan, karena pengalaman yang saya miliki sangat kurang. Oleh karena itu saya harapkan kepada para pembaca untukmemberikan masukan-masukan yng bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.


Depok, Maret 2016

DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Pendahuluan.....................................................................................................................1
1.2 Rumusa Maslah................................................................................................................2
1.3 Tujuan...............................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Penjelasan mengenai Keraton Yogyakarta...........................................................................3
2.2 Upacara Adat dar Yogyakarta...............................................................................................4

BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan.........................................................................................................................7
3.2 Saran...................................................................................................................................7
3,3 Daftar Pustaka.....................................................................................................................8



BAB I
PENDAHULUAN

1.1  LATAR BELAKANG

Daerah Istimewa Yogyakarta adalah Daerah Istimewa setingkat provinsi di Indonesia yang merupakan peleburan Negara Kesultanan Yogyakarta dan Negara Kadipaten Paku Alaman. Daerah Istimewa Yogyakarta terletak di bagian selatan Pulau Jawa, dan berbatasan dengan Provinsi Jawa Tengah dan Samudera Hindia. DIY mempunyai beragam potensi budaya, baik budaya yang tangible (fisik) maupun yang intangible (non fisik). Potensi budaya yang tangible antara lain kawasan cagar budaya, dan benda cagar budaya sedangkan potensi budaya yang intangible seperti gagasan, sistem nilai atau norma, karya seni, sistem sosial atau perilaku sosial yang ada dalam masyarakat. Selain itu Yogyakarta dikenal juga sbagai kota pelajar. Yogyakarta juga sering disebut sebagai kota budaya. Sepanjang tahun beragam acara budaya yang kental dengan nilai sejarah dan tradisi digelar di kota Gudeg ini. Selain menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan, acara budaya ini juga kerap menjadi buruan para fotografer amatir hingga professional dari berbagai daerah di nusantara, bahkan hinga luar negeri. Upacara yang berasal dari zaman kerajaan ini hingga sekarang terus dilaksanakan dan merupakan warisan budaya Indonesia yang harus dilindungi dari klaim pihak asing. Karena ke-khasannya acara upacara adat dari Yogyakarta menjadi salah satu icon wisata di Indonesia. Karena itulah sengat banyak para wisatawan domestic ataupun internasional yang ingin tahu apa saja sih acara upacara adat itu.  

1.2  Rumusan Masalah
1.2.1 Keraton Yogyakarta
1.2.2 Upacara Adat dari Yogyakarta

1.3  Tujuan
1.3.1 Mengetahui Keraton Yogyakarta
1.3.2 Mengetahui macam-macam Upacara Adar dari Yogyakarta


BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Keraton Yogyakarta
Daerah Istimewa Yogyakarta adalah Daerah Istimewa setingkat provinsi di Indonesia yang merupakan peleburan Negara Kesultanan Yogyakarta dan Negara Kadipaten Paku Alaman. Daerah Istimewa Yogyakarta terletak di bagian selatan Pulau Jawa, dan berbatasan dengan Provinsi Jawa Tengah dan Samudera Hindia. DIY mempunyai beragam potensi budaya, baik budaya yang tangible (fisik) maupun yang intangible (non fisik). Potensi budaya yang tangible antara lain kawasan cagar budaya, dan benda cagar budaya sedangkan potensi budaya yang intangible seperti gagasan, sistem nilai atau norma, karya seni, sistem sosial atau perilaku sosial yang ada dalam masyarakat. Selain itu Yogyakarta dikenal juga sbagai kota pelajar. Yogyakarta juga sering disebut sebagai kota budaya. Sepanjang tahun beragam acara budaya yang kental dengan nilai sejarah dan tradisi digelar di kota Gudeg ini. Selain menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan, acara budaya ini juga kerap menjadi buruan para fotografer amatir hingga professional dari berbagai daerah di nusantara, bahkan hinga luar negeri. Upacara yang berasal dari zaman kerajaan ini hingga sekarang terus dilaksanakan dan merupakan warisan budaya Indonesia yang harus dilindungi dari klaim pihak asing. Karena ke-khasannya acara upacara adat dari Yogyakarta menjadi salah satu icon wisata di Indonesia. Karena itulah sengat banyak para wisatawan domestic ataupun internasional yang ingin tahu apa saja sih acara upacara adat itu.   

2.2 Upacara Adat dari Yogyakarta
1. Sekaten

Sekaten merupakan sebuah upacara yang dilaksanakan selama tujuh hari. Upacara ini sudah dilakukan sejak jaman kerajaan Demak. Tujuan utama upacara ini adalah dalam rangka memperingati kelahiran Nabi Muhammad Saw (Maulid Nabi). Sekaten sendiri  berasal dari istilah credo yang dalam agama Islam berarti Syahadatain. Upacara Sekaten ini ditandai dengan keluarnya dua perangkat Gamelan Sekati, KK Guntur Madu dan KK Nagawilaga dari keraton untuk ditempatkan di Pagongan Selatan dan Utara di depan Masjid Gedhe (Masjid di dalam komplek Keraton). Selama tujuh hari, mulai hari ke-6 sampai ke-11 bulan Mulud, kedua perangkat gamelan tersebut ditabuh secara bergantian.




2. Garebeg

Setiap tiga kali dalam satu tahun kalender Jawa upacara Garebeg diadakan, tepatnya tanggal dua belas bulan Mulud (bulan ke-3), tanggal satu bulan Sawal (bulan ke-10) dan tanggal sepuluh bulan Besar (bulan ke-12). Pada hari-hari tersebut Sultan berkenan mengeluarkan sedekahnya kepada rakyat sebagai perwujudan rasa syukur kepada Tuhan atas kemakmuran kerajaan.


3. Tumplak Wajik

Upacara tumplak wajik adalah upacara pembuatan Wajik (makanan khas yang terbuat dari beras ketan dengan gula kelapa) untuk mengawali pembuatan pareden yang digunakan dalam upacara Garebeg. Upacara ini hanya dilakukan untuk membuat pareden estri pada Garebeg Mulud dan Garebeg Besar. Dalam upacara yang dihadiri oleh pembesar Keraton ini di lengkapi dengan sesajian. Selain itu upacara yang diselenggarakan dua hari sebelum garebeg juga diiringi dengan musik ansambel lesung-alu (alat penumbuk padi), kenthongan, dan alat musik kayu lainnya. Setelah upacara selesai dilanjutkan dengan pembuatan pareden.









4. Siraman/jamasan Pusaka



Siraman/Jamasan Pusaka adalah upacara yang dilakukan dalam rangka membersihkan maupun merawat Pusaka Kerajaan (Royal Heirlooms) yang dimiliki. Upacara ini di selenggarakan di empat tempat. Lokasi pertama adalah di Kompleks Kedhaton (nDalem Ageng Prabayaksa dan bangsal Manis). Upacara di lokasi ini 'tertutup untuk umum dan hanya diikuti oleh keluarga kerajaan. Lokasi kedua dan ketiga berturut turut di kompleks Roto Wijayan dan Alun-alun. Di Roto Wijayan yang dibersihkan/dirawat adalah kereta-kereta kuda. Di Alun-alun dilakukan pemangkasan dan perapian ranting dan daun Waringin Sengker yang berada di tengah-tengah lapangan. Lokasi terakhir adalah di pemakaman raja-raja di Imogiri. Di tempat ini dibersihkan dua bejana yaitu Kyai Danumaya dan Danumurti. Di lokasi kedua, ketiga, dan keempat masyarakat umum dapat menyaksikan prosesi upacaranya.


5. Labuhan
Labuhan adalah upacara sedekah yang dilakukan setidaknya di dua tempat yaitu Pantai Parang Kusumo dan Lereng Gunung Merapi. Di kedua tempat itu benda-benda milik Sultan seperti nyamping (kain batik), rasukan (pakaian) dan sebagainya di-larung (harfiah=dihanyutkan). Benda-benda tersebut kemudian diperebutkan oleh masyarakat.
  
     








BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Adat berarti sesuatu yang dikenal, diketahui, dan diulang-ulang sehingga menjadi kebiasaan dalam suatu masyarakat tertentu. Adat berupa nilai-nilai yang dikemas dalam norma-norma tertentu. .Banyak sekali jenis dan macam-macam upacara adat di Indonesia, salah satunya pun di Yogyakarta. Karena beraneka ragam dan ciri khas upacara di suatu di daerah itulah yang membuat suatu daerah tersebut telihat sangat khas dan unik. Keberadaan Yogyakarta sebagai kota budaya, tidak bisa lepas dari keberadaan seni klasik yang sekian puluh tahun ini berada. Kebudayaan Yogyakarta mempunyai ciri khas yang berbeda dan membuat kita penasaran dengah hal-hal indah dan menarik yang ada di dalamnya. Apalagi dengan tradisi upacara adat yang sudah dilakukan sedari dahulu secara turun menurun.

3.2 Saran
     Nilai dan norma yang terkandung dalam suatu adat diekspresikan dalam bahasa, tutur kata, gerak-gerik tubuh, perilaku, tata cara,hukum, atau serangkaian perbuatan tertentu yang dianggap sebagai suatu aktivitas yang memang patut dilakukan atau dilestarikan secara turun menurun. Dengan melakukan upacara adat secara turun menurun dan tidak meninggalkan unsur unsur terdahulu di dalamnya menjadikan itu suatu kebudayaan yang akan dikenang dan dikenal oleh semua orang. Cintai dan lestarikanlah budaya Indonesia agar menjadi lebih dikenal dan diakui oleh dunia.


3.3 DAFTAR PUSTAKA

https://khasdjogdja.wordpress.com/2007/10/05/keraton-kasultanan-yogyakarta/


1 komentar: